Dengan langkah pelan aku menyusuri lorong kampus,
menebar senyum semanis mungkin kepada seiap orang. Mencoba menarik semua
perhatian kaum laki-laki yang melihat. Itulah aku, berusaha terlihat cantik di
depan semua orang dengan tersenyum dan menyembunyikan jati diri di balik
senyuman.
Cantik, kata-kata itu selalu yang diucapkan seorang
laki-laki jika melihat seorang wanita. Semua wanita pasti ingin dipuji cantik
oleh laki-laki ataupun seorang yang dia suka. Hal itu yang membuatku berusaha
keras untuk tampil secantik mungkin di depan kaum laki-laki, termasuk di depan
orang yang kusuka.
Setiap akan keluar rumah, aku selalu berdiri lama di
depan cermin. Meriasa dan memoles cat-cat warna-warni di wajah sampai
menyemprotkan minyak wangi di seluruh badanku. Belum lagi bibir merah merona.
Astaghfirullah. Betapa jahiliyahnya aku saat itu, Ya Rabb.
Sebenarnya, keuntungan yang kudapatkan hanya sedikit
sekali. Ya, berupa pujian-pujian kecil. Padahal, aku bisa mendapatkan pujian
itu dengan cara lain. Hingga pada suatu hari aku merasa lelah dengan kebiasaan
ku. Bagaimana tidak, uang jajan ku yang pas-pas an harus aku paksakan untuk membeli
seperangkat alat make-up yang harganya cukup menguras dompet. Oh ya, sampai
lupa bilang kalau aku sekarang kuliah di salah satu institusi, jurusan Bahasa Inggris.
Aku telah tersesat, tersesat cukup jauh. Aku terlalu
bingung bertanya pada siapa akan hal ini. Aku sangat malu jika ingin bertanya.
Lalu, kuputuskan untuk mencari sendiri hal-hal yang bisa membawaku kembali.
Internet, buku-buku Islami pemberian temanku, sosmed dan media lainnya.
Semakin hari aku semakin mengerti bahwa kecantikan
itu bukan berarti aku harus bersolek, mengenakan pakaian bagus, pergi ke salon,
bahkan nongkrong bersama teman-temanku hingga larut malam.
Bagiku, cantik itu relatif. Bagi orang yang
menyukaiku, mereka akan bilang aku cantik, dan orang yang tidak menyukaiku
adalah sebaliknya. Tapi aku tidak rugi, juga tidak beruntung bila mereka memuji
atau memebenciku. Akan tetapi, aku sangat beruntung jika Allah menyukaiku dan sangatlah rugi
jika Allah membenciku. Naudzubillah. Aku tidak perlu cantik di hadapan para
makhluk.. Cukuplah buat Allah menyukaiku dan aku mencintai-Nya, maka itu
berarti aku sudah menjadi cantik.
Aku hanya perlu menjadi diriku sendiri. Aku bisa
mendapatkan kata "cantik" tanpa harus bersolek. Tanpa harus peduli siapa
laki-laki yang akan menyukaiku. Karena, jika Allah saja menyukai kita,
bagaimana mungkin makhluk-Nya tidak? Kun anta, ya ukthi.